GRESIK – Pulau Bawean yang berada di Kabupaten Gresik memiliki potensi wisata alam yang sangat menakjubkan. Keindahan alamnya menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung di Pulau Bawean. Sebagai tempat destinasi wisata, masyarakat Pulau Bawean memanfaatkan momen tersebut untuk membuat oleh-oleh khas Bawean yaitu kerupuk bibir merah. Namun, kerupuk yang menjadi oleh-oleh khas Pulau Bawean tersebut belum banyak dilirik oleh orang.
Untuk itu, mahasiswa UNAIR yang tergabung dalam KKN-Kolaborasi bekerjasama dengan mahasiswa UGM gelar kegiatan penyuluhan digital marketing dan pembentukan UMKM. Kepada pihak UNAIR NEWS, Ketua Kelompok KKN Farrah Yulian Listyandi menuturkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memperluas pemasaran dan meningkatkan perekonomian masyarakat Pulau Bawean tepatnya di Dusun Telukemur, Desa Kepuhteluk, Kecamatan Tambak.
“Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dusun Telukemur dan memperluas pemasaran produk yang berpotensi untuk diperjual-belikan kepada masyarakat di luar pulau Bawean, ” ujar Farah melalui keterangan tertulis pada Jumat, (5/8/2022).
Farrah menuturkan bahwa kegiatan tersebut diawali dengan pembentukan kelompok UMKM yang diberi nama “POKMAS Bhayangkara”. Kelompok UMKM tersebut terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, tim pemasaran dan tim produksi. Setelah terbentuknya kelompok UMKM, sambung Farrah, langkah selanjutnya yaitu pemberian materi mengenai digital marketing, penetapan harga jual, pembuatan logo dan perizinan P-IRT.
Baca juga:
GLS ITS Soroti Kesenjangan Upah Antar Gender
|
Tak hanya sampai disitu, kelompok KKN Kolaborasi tersebut juga membantu masyarakat untuk menjual produk kerupuk bibir merah melalui platform jual beli digital seperti Shopee.
“Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan akun Shopee oleh tim UNAIR yang kedepannya akan membantu masyarakat dalam memasarkan produk POKMAS Bhayangkara, ” tutur Farrah mahasiswa Fakultas Farmasi, UNAIR.
Melihat masyarakat sasaran yang sangat antusias, menjadikan kegiatan tersebut mudah diimplementasikan. Dibalik kelancaran tesebut, terdapat kendala sekaligus menjadi tantangan karena perizinan P-IRT tidak serta merta dapat diberikan karena harus melalui beberapa tahapan.
Kedepannya Farrah berharap kelompok UMKM yang telah Ia dan kelompoknya bentuk dapat berkelanjutan dan memberikan keuntungan secara finansial.
“Semoga kelompok UMKM ini tidak berhenti beroperasi dalam waktu singkat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat agar Pulau Bawean dikenal dengan produk “iconic” yang menjadi ciri khas Bawean yang akan dikenang oleh para wisatawan, ” pungkasnya.
Penulis: Indah Ayu Afsari
Editor: Nuri Hermawan