SURABAYA, - Untuk lebih mengembangkan kualitas mahasiswa baru (maba) pada tahun ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali gelar Pelatihan Spiritual dan Kebangsaan (PSB) selama empat hari berturut-turut, mulai 1 – 4 Agustus. Pada hari pertama, Senin (1/8), dengan menghadirkan Dr Tuanku Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi Lc M sebagai salah satu pemateri, ITS mendorong maba untuk memahami akan pentingnya moderasi beragama di Indonesia.
Ulama yang sering disapa TGB ini menyampaikan di hadapan 1.300 maba ITS untuk hari pertama, moderasi beragama merupakan hal yang penting tetapi perlu adanya usaha dalam menerapkannya. Apalagi para maba ini hadir dengan berbagai latar belakang masing-masing. “Sehingga perlu memahami bagaimana menangani sesuatu sesuai dengan tempatnya, ” ujarnya mengingatkan.
Oleh karena itu, imbuh TGB, di sinilah pentingnya posisi moderasi beragama yang baik dan benar. Menurut mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, moderasi atau orang yang moderat adalah sikap orang yang menangani segala sesuatu dengan proporsional. Dalam hal ini, yang dimaksud proporsional adalah harus berlandaskan prinsip adil dan berimbang sesuai dengan latar belakang tersendiri.
Baca juga:
GLS ITS Soroti Kesenjangan Upah Antar Gender
|
Adapun tiga bentuk moderasi yang ditekankan oleh TGB antara lain adalah Muamalah yaitu hubungan antarmanusia atau hablum minannas. Bentuk ini meliputi hubungan sosial, teknologi, ekonomi, dan sebagainya. Pada bentuk ini, hubungan tersebut haruslah dapat dikembangkan tetapi harus sesuai dengan prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. “Maka menjadi mahasiswa yang unggul merupakan salah satu penerapan moderasi beragama, ” tandasnya, Senin (1/8/2022).
Kemudian, ada pula bentuk Akidah yaitu, mempercayai kepada rukun iman dalam Islam. Akidah sendiri merupakan landasan ajaran yang berfungsi menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang menyimpang. Terakhir ada bentuk Ibadah, TGB mengungkapkan bahwa bentuk ini tidak bisa diubah ataupun dikembangkan. Hal ini karena meliputi prinsip yang telah ditetapkan seperti halnya salat.
Lulusan magister Universitas Al-Azhar, Mesir ini mengungkapkan, dengan luasnya keragaman di Indonesia, perlu usaha ekstra dalam menerapkan moderasi beragama. Hal ini dapat terwujud jika dibawa dengan semangat dan usaha maksimal dan optimal. TGB memaparkan, terdapat perbedaan ketika menerapkannya secara optimal dan maksimal. “Maksimal adalah ketika berorientasi kepada hasil, sedangkan optimal adalah ketika proses, ” ungkapnya.
Lebih lanjut, TGB menyebutkan bahwa Islam adalah agama yang membangun bukanlah merusak. Menerapkan moderasi beragama merupakan langkah awal dalam menanamkan komitmen menjadi pribadi yang berakhlak dan berintelek. “Tetap berprioritas untuk memberikan kebaikan ke lingkungan sekitar, ” ujarnya memotivasi.
Seperti gelaran PSB tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini juga menghadirkan pakar ilmu intelektual dan spiritual lainnya sebagai pemateri. Selain TGB, hadir pula beberapa pemateri lain dalam PSb selama empat hari ini. Antara lain tokoh agama KH Muhammad Cholil Nafis Lc MA PhD, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof Dr Ir KH Mohammad Nuh DEA, Kasbudit Lingdik Direktorat Bela Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pothan Kementerian Pertahanan RI Kol Mar Rachmat Djunaidy, dan masih banyak lagi.
Pada kesempatan yang sama, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng memberikan semangat kepada para mahasiswa baru melalui sambutannya. Rektor yang kerap disapa Ashari ini menjelaskan, sudah kodratnya mahasiswa dapat menjadi pribadi yang unggul, berintelektual, dan berakhlak mulia setelah berproses di kampus. “Maba ITS merupakan insan unggul di bidang teknologi dan pribadi akhlak mulia. Selamat dan semangat para pengendali bangsa, ” tuturnya menyemangati. (HUMAS ITS)
Reporter: Gandhi Kesuma